Drama Dibalik Pengurangan 15 Poin Juventus Musim 2022-2023

Drama Pengurangan Poin Juventus

Drama Pengurangan Poin Juventus Tidak dipungkiri bahwa selama kurun waktu satu dekade terakhir, Juventus menjadi salah satu tim Serie A yang tampil sangat superior. Sebagai informasi untuk sobat bocoranbola.org, setelah AC Milan berhasil meraih Scudetto pada musim 2010-2011, dominasi Juventus di Serie A semakin terlihat jelas. Bagaimana tidak,  setelah AC Milan merengkuh Scudetto pada musim tersebut, 9 musim berikutnya Juventus menjadi tim yang selalu meraih Scudetto. Dari situ para pecinta bola tentu bisa tahu bagaimana superioritas yang ditunjukan Juventus selama kurun waktu satu dekade terakhir.

Juventus menjadi salah satu kekuatan Italia yang bahkan dominasinya tidak dibisa dihentikan, baru papada musim 2020- 2021 hingga saat ini 2022-2023 dominasi Juventus akhirnya berhasil dihentikan. Pada musim 2020-2021 Inter Milan berhasil menjadi juara, disusul AC Milan satu musim selanjutnya. Musim 2022-2023 gelar Serie A jatuh ke tangan Napoli setelah mereka mengoleksi 80 poin dari 33 pertandingan, dimana poin yang dimiliki Napoli sudah tidak mungkin terkejar oleh klub Serie A lainnya.

Banyak pecinta bola menganggap bahwa dominasi Italia bukan hanya pada Juventus saja, terbukti dari tiga musim ke belakang tidak ada nama Juventus sebagai juara Serie A. Itu menandakan bahwa saat ini Serie A menjadi salah satu liga yang kompetitif karena juaranya berganti- ganti tiap musimnya. Sebagai informasi untuk para soat bocoranbola.org, saat ini sepak bola sangat kental dengan istilah “Liga Petani”.

Drama Pengurangan Poin Juventus sebuah kompetisi

Julukan tersebut diberikan kepada sebuah kompetisi yang selama beberapa dekade hanya memunculkan satu pemenang saja. Para pecinta bola menganggap bahwa ketika ada sebuah kompetisi yang selama beberapa tahun hanya dimenangka oleh satu klub saja, maka bisa dikatakan kompetisi tersebut sangat membosankan karena klub yang telah juara beberapa kali tersebut tidak memiliki penantang juara lainnya.

Itulah yang terjadi di Serie A selama hampir satu dekade terakhir, dimana selama 9 musim berturut- turut Juventus berhasil merengkuh Scudetto. Memang pada saat itu dominasi Juventus tidak bisa dipandang sebelah mata, dimana mereka memiliki skuad yang sangat mumpuni dan tentunya bermental juara. Sebagai catatan bagi para sobat bocoranbola.org, bahwa dalam sejarah penyelenggaraan Serie A belum ada satupun klub yang berhasil menjadi juara 9 kali berturut- turut selain Juventus. Oleh karena itu nama Juventus akan terus dikenang oleh para pecinta sepak bola sebagai salah satu klub yang sangat superior selama hampir satu dekade terakhir. Namun kejayaan suatu klub sepak bola tentu tidak selama berjalan sesuai yang diinginkan, dimana hal tesebut yang dialami Juventus selama 3 musim terakhir, dimana inkonsistensi Si Nyonya Tua menjadikan mereka gagal meneruskan rantai juara Serie A yang sebelumnya sudah didapatkan selama 9 kali berturut- turut.

Sejarah Kelam Juventus Di Persepakbolaan Italia

Juventus merupakan salah satu klub elit asal Italia yang penampilannya sangat superior. Bagaimana tidak, klub berjuluk Si Nyonya Tua tersebut berhasil merengkuh Scudetto selama 9 musim berturut- turut yaitu musim2011-2012 hingga 2019-2020. Prestasi tersebut merupakan salah satu yang akan terus dikenang oleh para pecinta sepak bola, sebab belum ada satupun klub Serie A yang berhasil menjadi juara 9 kali berturut- turut selain Juventus. Apakah sobat bocoranbola.org tahu bahwa ketika menjadi kampiun selama 9 musim berturut- turut, Juventus dihuni oleh pemain- pemain jempolan yang memiliki banyak pengalaman. Jadi tidak salah jika dalam kurun waktu satu dekade terakhir, Juventus menjadi salah satu klub Serie A yang sangat ditakuti oleh para lawannya. Namun perjalanan Juventus tidak begitu mulus, sebab pada tahun 200 mereka sempat terjerat kasus yang menjadi salah satu yang paling menggegerkan dalam sejarah sepak bola.

Setiap klub sepak bola tentu pernah mengalami permasalahan baik internal maupun eksternal. Hal tersebutlah yang pernah terjadi di kubu Juventus , tepatnya pada tahun 2006 yang lalu. Saat itu Juventus terseret salah satu kasus yang paling menghebohkan jagat sepak bola yaitu Calciopoli. Skandal ini sempet menghebohkan persepakbolaan dunia karena melibatkan beberapa tim besar Italia diantaranya Lazio, AC Milan, Fiorentina, Arezzo, dan juga Reggina.

Drama Pengurangan Poin Juventus Calciopoli

Sobat bocoranbola.org perlu tahu bahwa Calciopoli dikenal sebagai salah satu bentuk kecurangan dalam sepak bola yang cenderung menguntungkan suatu klub dan tentunya cara yang dilkukan diluar regulasi sepak bola sebagaimana harusnya. Praktik yang dilakukan Juventus saat itu dengan menyuap wasit agar membuat berbagai keputusan yang tentunya  menguntungkan pihak Juventus. Saat itu internal Juventus bisa sepuas hati untuk mengatur dan memilih wasit yang ingin diturunkan. 

Juventus menjadi klub yang paling diuntungkan dan tentunya dapat menjadi juara dengan mulus. Apalagi berbagai keputusan yang dibuat wasit telah di setir untuk menguntungkan kepada pihak Juventus. Praktik kotor yang dilakukan Juventus tentu memberikan dampak negatif bagi mereka sendiri. Apakah sobat bocoranbola.org tahu bahwa hukuman yang diberikan kepada Juventus jauh lebih berat apabila dibandingkan klub lainna yang pernah tersandung kasus yang sama. Berbagai vonis yang dijatuhkan kepada Juventus beragam, mulai dari terdegradasi ke Serie B, pencabutan gelar juara Serie A yang sebelumnya telah didapatkan Juventus pada musim 2004-2005 dan 2006-2007, pengurangan 9 poin serta tidak diizinkan untuk mengikuti kompetisi Liga Champion musim 2006-2007.

Drama Dibalik Pengurangan 15 Poin Juventus Pada Musim Ini

Ternyata Calciopoli bukan hanya menjadi masalah yang pernah dihadapi Juventus, dimana pada musim ini Juventus sempat mendapatkan sanksi yaitu dikurangi poinnya sebanyak 15 poin. Hal tersebut tentunya dilakukan karena adanya dugaan penggelembungan gaji pemain, dimana gaji yang diterima setiap pemain kurang dari yang seharusnya diberikan oleh pihak Juventus. Setelah melakukan berbagai investigasi, Federasi Sepak Bola Italia dan kejaksaan federal Italia menganggap bahwa Juventus bersalah. Oleh karena itu Juventus sempat berada di papan tengah klasmen selama beberapa bulan karena kasus tersebut. Sebagai informasi untuk sobat bocoranbola.org, bahwa kasus yang dialami Juventus musim ini hampir mirip dengan apa yang pernah dialami Si Nyonya Tua pada 2006 lalu.

Baca juga : Rekor Poin Tertinggi Juventus yang Jumlahnya Belum Bisa Disamai Klub Manapun

Namun setelah melakukan beberapa kali banding, akhirnya Juventus tidak terbukti secara sah bersalah dan sanksi pengurangan 15 poin yang sempat didapatkan Juventus kini sudah dicabut. Setelah pengurangan poin yang diberikan kepada Juventus dicabut, pada kompetisi Serie A musim ini Si Nyonya Tua berada diperingkat ketiga dengan perolehan 63 poin dari 33 laga yang sudah dijalani. Dengan demikian maka persaingan untuk mendapatkan tiket Liga Champion musim depan semakin ketat, apalagi saat ini baru Napoli saja yang dipastikan akan mentas di Liga Champion musim depan. Sebagai informasi untuk bocoranbola.org, bahwa pada 5 pertandingan tersisa, Juventus masih memiliki peluang untuk masuk UCL musim depan dengan catatan mereka berhasil memenangkan 5 pertandingan tersisa, dengan demikian peluang Juventus untuk menembus UCL musim depan semakin terbuka lebar.

One thought on “Drama Pengurangan Poin Juventus”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *