Memanas Perseteruan Antara Barcelona dan Presiden La Liga Kian Terlihat

Barcelona dan Presiden LaLiga

Barcelona dan Presiden LaLiga Hallo sobat bocoranbola.org, hubungan antara Barcelona dan La Liga tidak seperti hubungan politik antar politisi yang bisa berdamai dengan cepat. Meski bisa saja keduanya berdamai. Namun, kian hari perseteruan antar keduanya kian memanas baik dari Barcelona maupun La Liga, utamanya sang presiden Javier Tebas yang justru semakin memanas. Kedua kubu masih saling melempar tudingan. Belum lama ini, bahkan Presiden Barcelona, ​​​​Joan Laporta, mendesak Javier Tebas mundur sebagai Presiden La Liga. Sebelumnya, Javier Tebas sempat menuding Barcelona diuntungkan wasit. Munculnya skandal Negreira juga termasuk memperparah pertengkaran dari Javier Tebas dan Barcelona. Terlebih akibat ungkapan Javier Tebas itu, penilaian terhadap Blaugrana dapat jadi buruk

Bagaimana hubungan antara laga dua pemain besar di Liga Spanyol itu?

Barcelona dan Presiden LaLiga Persoalan Liga Super

Kisah perseteruan antara La Liga dan Barcelona mulai mengemuka kembali di awal tahun 2023. Sobat bocoranbola.org. perlu tahu upaya meregenerasi gagasan European Super League (ESL) ternyata menjadi salah satu sumber perseteruan tersebut. Ide Liga Super Eropa sudah lama menjadi polemik di sepak bola Eropa. Ada beberapa tim yang sebelumnya dikabarkan telah bergabung. Saat itu ada 12 tim. Namun, munculnya ide terbaru Liga Super Eropa baru diprakarsai oleh tiga tim. Real Madrid dengan Florentino Perez, yang paling bersemangat. Lalu ada Juventus yang masih diincar UEFA. Dan terakhir, Barcelona di bawah Joan Laporta sedang mencari nafkah. Dilansir Mirror, proyek baru ESL disebut akan menggunakan format multi-divisi yang akan menampung 60 dan 80 klub.

Dengan setiap tim bermain setidaknya 14 pertandingan per musim. Proyek ESL ini muncul sebagai saingan UEFA dan juga dibawa ke pengadilan pada akhirnya. Kritik tumbuh. Masih banyak yang tidak menyukai ide tersebut. Salah satunya adalah La Liga. Menurut laporan serupa, dari presiden La Liga, Javier Tebas menolak adanya Liga Super Eropa. Ia masih memiliki pandangan ESL sebagai proyek perebutan kekuasaan dalam elit Eropa. Tebas menyatakan proyek ESL adalah upaya pembajakan sepak bola Eropa oleh beberapa tim besar. 

Barca Tidak Ikut Kesepakatan CVC

Masuknya Barcelona dalam rencana Liga Super Eropa hanyalah babak baru dalam mempertajam konflik dengan La Liga. Sebelumnya, Barcelona sempat menolak keras kerjasama yang dijalin La Liga bersama CVC Capital Partners pada 2021. Penolakan itu sebenarnya terjadi sesudah Barcelona melepaskan pemain terbaiknya yakni Lionel Messi. Jadi, keputusan apa yang telah dituaikan La Liga melalui CVC dan Barcelona ditolak? Jadi, kesepakatan itu dimaksudkan agar CVC bisa menyuntikkan dana sekitar 2,7 miliar (Rp44,1 triliun) euro ke La Liga. Dengan 90 persen dana masuk ke klub-klub La Liga. Sebagai gantinya, CVC meminta 10 persen dari pendapatan hak siar klub. Barcelona menyelesaikan kesepakatan. Dan ternyata bukan cuma Barcelona yang melakukan penolakan keras

. Isu berhembus mengatakan, rival mereka yakni Real Madrid juga Athletic Bilbao ternyata mengambil upaya yang sama. Mereka yang menolak menuduh bahwa perjanjian ini melanggar hukum. Dilansir media Spanyol, Sport, pihak yang menolak membawa kasus ini ke pengadilan. Namun, dia tidak akan menuntut penangguhan proyek yang diminta tiga klub tadi. Pengadilan Provinsi Madrid, dalam pernyataan resminya, meratifikasi kerja sama tersebut tidak merugikan. Toh, dalam Statuta La Liga, pihak ketiga bisa ikut serta dalam kegiatan komersial. Dan La Liga memiliki kapasitas penuh untuk mengelola itu. La Liga pun menyebut perlawanan ketiga klub itu hanya egois. Toh, kesepakatan dari CVC mendapat persetujuan dari 38 klub dalam naungan La Liga.

Barcelona dan Presiden LaLiga Pembatasan Bayaran, Kontrak Gavi yang Telah Diblokir

Barcelona pun ikut merasakan pukulan upah yang diterapkan La Liga. Klub Katalan itu memiliki batasan gaji sebesar 382 juta euro atau sekitar Rp 6,3 triliun. Hal itu sebetulnya dilaksanakan supaya neraca keuangan pada Barcelona tak lagi amburadul. Namun, yang terjadi pada musim 2022/23, Barcelona menilai La Liga telah melanggar aturan batas gaji. Imbasnya bahkan berakibat dalam kontrak dari salah satu pemain klub Barcelona, seperti ​​Gavi. Pemain muda berusia 18 tahun ini sebelumnya sudah menyetujui adanya kontrak dari senior yang bisa memberi keuntungan bagi Barcelona.

Akan tetapi, Barcelona bisa saja terancam kehilangan Gavi pada musim panas. Kontrak selama enam tahun yang akan mendatang untuk Gavi dianggap tidak sah atau tidak sesuai bagi oleh La Liga. Karenanya, Barcelona perlu memperoleh 200 juta euro (Rp 3,2 triliun) lebih dahulu supaya tidak membatasi gajih. Hadirnya Gavi diduga akibat Barcelona melakukan pelanggaran gaji.

Barcelona dan Presiden LaLiga Ingat Kasus Negreira

Urusan gaji belum selesai, Barcelona lagi-lagi menabung masalah. Pada waktu ini Blaugrana turut terseret kasus yang disebut sebagai skandal pada Negreira. Dilansir melalui Inside Sport, Barcelona dikira melakukan penyuapan pada Wakil Presiden Komite Wasit RFEF, Jose Maria Enriquez Negreira dengan biaya 7,3 juta euro yakni Rp119,3 miliar dari tahun 2001 hingga 2018. Masih dari laporan yang sama, Presiden Dewan Spanyol, Jose Manuel Franco akan bergabung untuk menyeret Barcelona ke ranah hukum. Selain itu, melaporkan Football Espana, Javier Tebas juga mendesak agar UEFA turut melakukan penyelidikan. Kasus ini juga menyeret nama dua mantan presiden Barcelona, ​​Sandro Rosell dan Josep Maria Bartomeu.

Dilansir Goal, kabarnya Barcelona sudah didakwa atas kasus ini. UEFA diinformasikan akan  memberi hukuman ke Barcelona di Juni 2023 nanti. Sebelum mencetak gol, Javier Tebas sempat meminta UEFA ikut menyergap juga menyerang Presiden Barcelona, ​​Joan Laporta. Dilansir Barca Universal, Tebas terlihat tidak mampu menyembunyikan ketidaksukaannya kepada Barcelona. Melalui sumber yang sama, Tebas mendesak supaya Laporta bisa dilepas dari jabatannya oleh pusat Federasi Sepak Bola Spanyol.

Baca juga : LALIGA SPANYOL TEMPATNYA PEMAIN BOLA KELAS DUNIA, ADA LIONEL MESSI 

Barcelona dan Presiden LaLiga Laporan dari La Vanguardia

Kasus Negreira semakin memperburuk suasana antara Barcelona dan La Liga. Media La Vanguardia pun memanaskan situasi. Dalam laporan yang dikeluarkan oleh La Vanguardia, Javier Tebas yang juga fans Real Madrid dituduh memberikan bukti palsu terhadap Barcelona dalam Skandal Negreira. Media yang berbasis di Barcelona mengatakan Tebas telah menyeret Sandro Rosell dan Bartomeu ke dalam tuduhan penyimpangan dan penipuan keuangan. Kabar yang dilansir La Vanguardia ini sebenarnya semacam peluang bagi Barcelona untuk menyerang Javier Tebas.

Barcelona pun mendesak Javier Tebas untuk menangguhkan jabatannya. Pada posisi lain, Tebas memilih bahwa laporan La Vanguardia keliru. Melalui Barca Blaugranes, Tebas menyatakan laporan La Vanguardia tidak cukup bukti, memutarbalikkan kenyataan, dan pastinya menghacurkan nama baiknya. Javier Tebas merespon adanya laporan La Vanguardia karena alasan dia tidak memfitnah siapa pun pada berkas yang dia serahkan. Tebas pun mendesak La Vanguardia untuk segera meralat laporannya. Nah, dilansir dari Daily Mail, diketahui penyebutan nama “Rosell” dan “Josep Maria” di La Vanguardia ternyata tidak merujuk pada dua mantan presiden Barcelona tersebut ya sobat bocoranbola.org.

One thought on “Barcelona dan Presiden LaLiga”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *